Hanya sekilas kulihat denyut kehidupan dari bibirnya yang menggigil perlahan
Aku membopongnya pulang dalam dekapan jaketku yang hangat dan tebal,
kubaringkan diantara tumpukan bantal yang empuk di dekat perapian,
kunyalakan api dan kubiarkan apinya membesar,
kuseka sisa salju yang mencair,
kubasahi bibirnya dengan anggur merah,
tanpa sadar...ia menyesapnya perlahan,
pikirku...kehangatan sudah mulai menjalar ke pori-porinya masuk ke raganya.
Tak kubiarkan api mengecil, namun perlahan kulihat sinar kehidupan meredup dari wajahnya yang membiru,
Ah...
Panasnya api tak mampu melumerkan darahnya yang sudah membeku,
Dia berlalu didepan mataku berlalu dari kehangatan yang kutawarkan,
Jiwanya seperti menolak kebaikan yang kusuguhkan,
Tubuhnya mengajuhkan pertolongan yang seharusnya dibutuhkannya,
Tanganku bagai menggapai ruang hampa
Dan dia lebih memilih melayang jauh meninggalkanku dengan sia-sia,
MENGAPA??????
Note :
Anda sebenarnya tidak pernah berbuat baik pada orang lain, sebab mungkin saja kebaikan yang anda berikan datangnya terlambat.
-Ralph Waldo Emerson-
(1802-1882)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar